Jumlah tabrakan kapal di laut dewasa ini semakin tinggi, hal ini di karenakan pada sistem pengendalian kapal yang kurang efektif, bahkan umumnya kapal tidak mempunyai pengereman pada sistem penggerak utama kapal.
Hal itulah memunculkan pemikiran oleh tiga mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Fakultas Teknologi Kelautan (FTK), Ika Suwandi, dari Jurusan Teknik Kelautan, Suriyono dari Jurusan Teknik Perkapalan dan Yuda Apri, dari Jurusan Teknik Sistem Perkapalan untuk membuat terobosan teknologi kreatif untuk dibawa dalam ajang lomba Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS 2010) dengan melakukan penemuan ” Sistem Pengereman Kapal Berbasis Water Jet Propulsion Sebagai Solusi Pencegahan Kecelakaan Tabrakkan Kapal"
Ketiga mahasiswa tertarik akan masalah tersebut ketika mereka melihat terjadi 55 hingga 208 kasus kecelakaan kapal di laut antara tahun 2004 hingga 2008 dikarenakan oleh tubrukan kapal, padahal peralatan navigasi pelayaran pasda mada ini semakin canggih, tetapi tubrukan tetap tidak dapat dihindari. “ Hal ini terjadi sistem mengerem kapal pada saat ini tidaklah bekerja secara efektif,” Ika Suwandi berkata.
Selama ini kapal menggunakan sistem pengereman yang konvensional dengan didasarkan pada suatu pembalikan putaran baling-baling kapal. Sistem ini menunjukkan beberapa kelemahan yaitu tidak bisa membawa kapal berhentian mendadak oleh karena waktu dan jarak berhenti yang diperlukan tergantung pada ukuran dan jenis baling-baling, bahkan baling-baling cenderung akan pecah jika secara tiba-tiba di putar mundur atau terbalik.
Setelah beberapa bulan melakukan studi dan eksperimen di bawah bimbingan dosen Hasan Ikhwani ( Dosen Teknik Kelautan), para mahasiswa membuat suatu sistem rem kapal berdasar cara kerja water jet propulsion yaitu dorongan dari pancaran air .
Water jet propulsion sistem kerjanya dengan gerakkan perpindahan air dengan sangat cepat (superfast) pada kapal untuk mengerem kapal secara efektif. Air ditarik dari di bawah kapal ke dalam suatu pompa jet (pump-jet) masuk kedalam kapal dan kemudian dikeluarkan dengan tekanan tinggi oleh alat pemercik untuk melawan gaya dorong kapal. “ Dengan penggunaan propulsi jet air ini, kapal dapat dihentikan lebih secara efektif,” kata Ika Suwandi
Untuk memaksimalkan efektivitasnya, sistem ini diinstall/ di pasang di haluan dan buritan kapal.
Dalam pengujian di laboratorium di dapatkan suatu perbandingan 1:2 kekuatan pancaran air untuk diperlukan kapal dapat berhenti secara efektif. Jika suatu kapal yang berlayar dengan kecepatan pada 20 Knot maka untuk menghetikan kapal tersebut diperlukan pancaran air dengan kecepatan setengahnya.
Ika Suwandi berkata test telah menunjukkan bahwa jika perbandingannya diubah, dengan suatu pancaran lebih tinggi, sistem rwem kapal menjadi tidak efektif, sebab buritan kapal akan terangkat dan kapal akan dapat terbalik.
Kepala Pusat Rancang-Bangun & Disain Kapal Nasional - Aries Sulisetyono- mengangkat topi atas kreativitas mahasiswa. " Ini bisa menjadi suatu solusi penting bagi masalah pelayaran dsi dunia," Aries berkata.
Yohanes Sihombing, Direktur PT. Pelni Cabang Surabaya mengakatakan bahwa itu bisa menurunkan banyaknya peristiwa kecelakaan di laut. " Hal ini akan kami sharingkan bersama dengan asosiasi pelayaran ," ia berkata.
( Sumber : Tempo dan Jakartaglobe.com, 24 Mei 2010 )
WOOU ..!! REM KAPAL DI TEMUKAN OLEH MAHASISWA ITS !!
menjadi
WOOU ..?? REM KAPAL DI TEMUKAN OLEH MAHASISWA ITS ??